5.3 Pertumbuhan Ekonomi Selama Orde Baru Hingga Saat Ini Sejak kemerdekaan pada tahun 1945, masa orde lama, masa orde baru sampai masa sekarang (masa reformasi) Indonesia telah memperoleh banyak pengalaman politik dan ekonomi. Peralihan dari orde lama dan orde baru telah memberikan iklim politik yang dinamis walaupun akhirnya mengarah ke otoriter namun pada kehidupan ekonomi mengalami perubahan yang lebih baik
Melihat kondisi pertumbuhan
Indonesia selama pemerintahan Orde Baru (sebelum krisis ekonomi 1997) dapat
dikatakan bahwa Indonesia telah mengalami suatu proses pembangunan ekonomi yang
spektakuler, paling tidak pada tingkat makro. Pada tahun 1968 PN per kapita
masih sangat rendah, hanya sekitar US$60 Laju pertumbuhan 7%-8% selama 1970-an
dan turun ke 3%-4% pada taun 1980-an, hal ini disebabkan oleh faktor eksternal
seperti merosotnya harga minyak mentah di pasar internasional menjelang
pertengahan 1980-an dan resesi ekonomi dunia pada dekade yang sama. Sejak zaman
Orde Baru Indonesia menganut sistem ekonomi terbuka, maka goncangan ekstrenal
terasa dampaknya terhadap pertumbuhan Indonesia.Perekonomian nasional pada saat
itu tergantung pada pamasukan dolar AS dari hasil ekspor komoditi primer yaitu
minak danpertanian.Tahun 1968 PN Per Kapita US$56,7; 1973 US$126,3; 1978
US$260,3; 1983US$494,0; 1988 US$467,5; 1993 US$833,1; 1997 US$1088,0; 1998
US$640,0 dan 1999US$580,0.
Pada saat krisis ekonomi mencapai
klimaksnya, yakni tahun 1998, laju pertumbuhan PDB jatuh drastis hingga 13,1%.
Namun pada tahun 1999 kembali positif, walaupun sangat kecil yaitu 0,8%, dan
tahun 2000 naik hingga 5%. Yang disebabkan pada masa Gusdur, pemerintah,
masyarakat, khusunya pelaku bisnis sempat optimis mengenai prospek pertumbuhan
Indonesia. Akan tetapi tahun 2001 pertumbuhan ekonomi kembali merosot hingga
3,3% akbat gejolak politik yang semat memanas kembali, dan tahun
2002pertumbuhan mengalami sedikit perbaikan menjadi 3,66%.
Pemerintahan Susilo Bambang
Yudhoyono-Jusuf Kalla dinilai sukses menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan
agenda demokratisasi.Situasi ini berbeda dengan era Orde Baru di mana ekonomi
tumbuh namun demokrasi terabaikan.Biaya yang mahal seperti pelanggaran hak
asasi manusia di berbagai tempat, korupsi merajalela, kebocoran anggaran, dan
pertumbuhan ekonomi yang tidak merata.Untuk contoh terbaru, menurut Bara,
adalah Rusia selama era pemerintahan Vladimir Putin.Menurutnya, Rusia hanya
mengejar pertumbuhan ekonomi semata namun di sisi lain, peran oposisi terbatasi
dan pembunuhan-pembunuhan misterius sering terjadi. Karena itu, menurut Bara, untuk saat ini figur pasangan
SBY-Boediono masih menjadi kandidat yang paling pas. ”Platform mereka jelas,
yang menekankan pentingnya aspek keadilan dalam pertumbuhan ekonomi,”Pengamat sosiologi
politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito menilai selama satu dekade
reformasi, capaian-capaian demokrasi dan demokratisasi telah menjadi fakta
historik. Pada aras negara, banyak terobosan yang berarti yang diinisiasi
oleh pemerintah dan parlemen untuk meletakkan dasar bagi capaian perubahan
sebagaimana mandat reformasi.
”Kemajuan di bidang hak-hak sipil
dan politik menunjukkan magnitudo yang luar biasa, jauh dibandingkan era-era
sebelumnya.Jaminan itu berwujud dalam regulasi atau kebijakan yang bertujuan
untuk memastikan bahwa negara bertanggung jawab untuk memenuhi kewajibannya
sesuai mandat konstitusi kita,”ujarnya.Dalam hal hubungan sipil-militer,
menurut Arie, mengalami pasang surut di masa pemerintahan Abdurrahman
Wahid.Kemudian di era Megawati, justru mengalami penurunan.”Nah, di masa
pemerintahan SBY, pemerintah mampu mengurangi keterlibatan negara di bidang
politik."
Arie menambahkan, agenda reformasi
birokrasi juga berjalan dengan baik.Ide-ide pemberantasan korupsi untuk memperkuat
good governance, perlu dilanjutkan. Dengan demikian, dukungan masyarakat akan
semakin besar.Selain itu, upaya pengentasan kemiskinan meningkat di
daerah-daerah.”Ada rasionalisasi APBD.Anggaran untuk birokrasi menurun,
sementara budget untuk kepentingan masyarakat meningkat,” ujar Arie.
Dalam
hal penguatan hubungan pusat-daerah, Arie menilai bahwa terjadi peningkatan
kualitas dalam beberapa tahun belakangan.”Contohnya, di Aceh tercipta
perdamaian.Situasi di Papua membaik, walaupun perlu terus didorong upaya-upaya
yang lebih positif,” jelasnya.
Sumber :
http://putrialfiokta.blogspot.com/2015/04/pertumbuhan-ekonomi-selama-orde-baru.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar